Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar kajian tafsir rutin pada Kamis, 13 Februari, yang membahas Surat Al-Fajr dan konsep nafsu muthmainnah. Dalam kajian ini, Dr. Ainur Rha’in, dosen Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir UMS, menyoroti ayat 20 yang berbicara tentang kecintaan berlebihan pada harta. Beliau menjelaskan bahwa jika cinta terhadap harta membuat seseorang lalai dari ibadah, maka hal itu dapat menjadi bentuk kekufuran. Oleh karena itu, keseimbangan dalam mencari dan menggunakan harta sangat penting, serta tidak boleh menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya
Source: news.ums.ac.id
Selain itu, Dr. Ainur juga mengingatkan agar tidak berputus asa saat menghadapi ujian dari Allah. Setiap manusia akan dihadapkan pada pengadilan Allah, sehingga perlu mempersiapkan diri dengan memperbanyak amal baik. Beliau menegaskan bahwa penyesalan di neraka tidak akan ada gunanya, karena siksa Allah sangat pedih bagi orang-orang yang lalai dan mengabaikan perintah-Nya.
Inti dari Surat Al-Fajr adalah pentingnya memiliki nafsu muthmainnah, yaitu jiwa yang tenang dan damai. Ciri-ciri jiwa ini adalah hidup dengan ketenangan, yakin kepada Allah, patuh terhadap perintah-Nya, serta berakhlak terpuji. Untuk mencapainya, seseorang perlu meningkatkan ibadah, mengendalikan hawa nafsu, serta terus menambah ilmu. Orang yang memiliki nafsu muthmainnah akan termasuk dalam golongan hamba Allah yang dijanjikan surga sebagai balasan atas keteguhan dan ketakwaannya.
Kajian tafsir ini menegaskan bahwa keseimbangan dalam mencintai harta, kesabaran dalam menghadapi ujian, serta ketakwaan kepada Allah adalah kunci untuk mencapai nafsu muthmainnah. Dengan memiliki jiwa yang tenang, seseorang akan lebih mudah menjalani kehidupan dengan penuh keyakinan, kepatuhan, dan akhlak yang terpuji. Sebagai hamba Allah, setiap individu diharapkan senantiasa meningkatkan ibadah, mengendalikan hawa nafsu, dan memperdalam ilmu agar dapat meraih kebahagiaan sejati, baik di dunia maupun di akhirat. (MERMAID)
Tidak ada komentar