Header Ads

UMS Bawa Frugal Innovation ke QS Summit 2025

 Selamat hari Selasa CampusBainers! Gimana hari ini, semoga sehat selalu ya! simak berita dari kampus kita tercinta ya!

 Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali membuktikan diri sebagai kampus yang tidak hanya unggul di bidang akademik, tapi juga berdampak nyata bagi masyarakat. Sosok inspiratif di balik kisah ini adalah Dwi Linna Suswardany, dosen Kesehatan Masyarakat yang berhasil membawa gagasan Frugal Innovation ke forum internasional QS Higher Education Summit: Asia Pacific 2025 di Seoul, Korea Selatan. Melalui sesinya berjudul “From Financial Constraints to Universities with Impact”, Linna membagikan bagaimana keterbatasan bisa diubah menjadi kekuatan untuk menciptakan perubahan besar.

Sumber : news.ums.ac.id
    Terinspirasi dari pesan sederhana mendiang ibunya — “Jika kamu hanya punya satu benih, tanamlah dengan bijak” — Linna mengembangkan inovasi berbasis design thinking dan system thinking. Ia menata ulang anggaran praktik mahasiswa agar setiap rupiah dan jam belajar menghasilkan manfaat berlapis, baik untuk mahasiswa, masyarakat, maupun universitas. Hasilnya? Program Kelurahan Peduli TBC di Panularan, Surakarta berhasil mencapai empat indikator utama yang ditetapkan Dinas Kesehatan Kota Surakarta, bahkan menjadi satu-satunya model yang terintegrasi langsung ke dalam mata kuliah praktik.
    Yang menarik, inovasi ini lahir bukan dari proyek besar beranggaran tinggi, tetapi dari semangat kolaborasi, empati, dan keinginan untuk memberi dampak nyata. Lewat pendekatan frugal innovation, UMS ikut berkontribusi pada enam Sustainable Development Goals (SDGs) mulai dari kesehatan, pendidikan, hingga pengurangan kesenjangan sosial. Linna menegaskan bahwa inovasi sejati tidak tumbuh dari kelimpahan, melainkan dari keterbatasan yang dikelola dengan hati dan kerja sama.

Sumber : news.ums.ac.id
    Kehadiran Linna di forum bergengsi dunia ini menjadi bukti nyata bahwa langkah kecil dari Surakarta bisa menginspirasi perubahan di tingkat global. Dukungan penuh dari UMS, di bawah kepemimpinan Prof. Harun Joko Prayitno dan Prof. Ihwan Susila, menegaskan arah kampus sebagai “Kampus Berdampak.” Dari satu benih ide sederhana, kini tumbuh gerakan yang memperkuat harapan bahwa pendidikan tinggi bisa menjadi sumber solusi, bukan sekadar menara gading. (CEUNAHH)



Tidak ada komentar

Gambar tema oleh merrymoonmary. Diberdayakan oleh Blogger.