Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi UMS Mempraktikkan Pembuatan Fermentasi Hewani dengan Kearifan Lokal
Dadih merupakan fermentasi hewani yang berbahan dasar susu kerbau yang menggunakan lungut bambu sebagi starter. Pada saat praktik menggunakan susu UHT sebagai pengganti susu kerbau. Pembuatan dadih akan berhasil jika menggunakan bambu yang fresh atau baru ditebang dan usahakan masih bersih tanpa adanya jamur, kemudian ditutup menggunakan plastik yang sudah dilubangi kecil-kecil di permukaan atas. Hasil fermentasi dadih memilki tekstur seperti tahu, halus dengan celah-celah. Dadih yang berhasil tidak akan tumpah apabila dibalik. Fermentasi berlangsung selama 2-3 hari pada suhu ruang.
Pembuatan bekasam biasanya menggunakan bahan dasar ikan tawar. Pada praktik ini, kami menggunakan ikan mujair atau nila hitam yang dipotong seperti biasa. Bekasam mengalami fermentasi sebanyak 2 kali, fermentasi pertama menggunakan garam selama 1-2 hari dan fermentasi kedua menggunakan beras sangrai dan di simpan dalam wadah tertutup selama 6-7 hari. Bekasam yang telah melalui 2 kali fermentasi mengalami tekstur keras, dan sedikit berbau. Fermentasi kedua bekasam pastikan seluruh permukaan ikan tertutup oleh beras atau nasi agar fermentasi terjadi secara merata.
Chao memiliki fermentasi yang hampir sama dengan bekasam yang membedakan adalah bahan fermentasi berupa garam dan nasi yang telah diberi ragi tape. Bahan dasar berupa ikan mujair atau ikan tawar lain yang dipotong sama dengan bekasam. Proses fermentasi berlangsung selama 5 hari (3 hari fermentasi dengan garam dan sisanya fermentasi nasi dan ragi tape). Tekstur yang dihasilkan keras sedikit berair pada daging dan lunak. Chao biasanya dikonsumsi seperti sambal.
Fermentasi dengan olahan hewani ini berbahan dasar ikan air tawar yang dipotong fillet. Fermentasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu fermentasi pertama menggunakan larutan asam selama 5 jam sedangkan fermentasi kedua menggunakan bumbu-bumbu rempah seperti cabai merah, bawang merah., bawang putih, kunyit, lengkuas, kemiri, garam dan andaliman. Ciri khas dari dekke adalah menggunakan andaliman. Proses fermentasi kedua berlangsung selama 2-6 jam yang dibungkus menggunakan daun pisang atau alumunium oil dan ditutup rapat. Hasil fermentasi akan menciptakan tekstur yang lunak dan rasa yang khas dari rempah-rempahnya.
Tidak ada komentar